Thursday, October 26, 2017

MAKALAH ANJURAN MENUNTUT ILMU

Hadits Tarbawi: Anjuran Menuntut Ilmu

 Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt Sholawat  serta salam  semoga selalu tercurah kepada baginda kita nabi besar Muhammad Saw yang telah memberikan taufiq dan hidayah nya kepada kita sehingga makalah hadits tarbawi yang berjudul ‘’Anjuran Menuntut Ilmu’’  ini dapat kami sajikan.
    Terimakasih kami ucapkan yang sebesar-besar nya kepada dosen pengampu dan teman-teman semua yang telah memberikan kami kesempatan untuk mempersentasikan makalah ini.
    Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada kita.Segala kritik dan saran untuk  perbaikan makalah ini akan kami terima

dengan senang  hati dan kami mengucapka banyak terimakasih.
                                                                            Banjarmasin,29 September 2015


                                                                                                penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia dilahirkan dan datang ke dunia ini dalam keadaan polos, buta ilmu pengetahuan, walaupun ia dibekali dengan kekuatan dan pancaindera yang dapat menyiapkannya untuk mengetahui dan belajar.
Allah Swt. berfirman :
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl : 78)
Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menunjukkan betapapentingnya menuntutilmu. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi  hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh, dengan ilmu pula manusia mampu mengolah kekayaanalam yang Allah berikan kepadanya. Dengan demikian ,manusia juga mampu menjadihambaNya yang bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia tidak  hanyadisisi manusia, tetapi jugadisisi Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah : 11, yang artinya“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu  pengetahuan beberapaderajat”. Oleh karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat pentingbagi kehidupan dunia maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan menjelaskan dan menerangkan beberapa hadits yang berhubungan dengan  Anjuran Menuntut Ilmu Pengetahuan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja bunyi hadits yang menjelaskan tentang anjuran menuntut ilmu pengetahuan?
2.      Apa bunyi hadits tentang hukum anjuran menuntut ilmu pengetahuan ?
3.      Bagaimana penjelesan tentang hadits anjuran menuntut ilmu pengetahuan ?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan tentang anjuran menuntut ilmu pengetahuan.
2.      Menyebutkan hadits yang berkaitan tentang anjuran menuntut ilmu pengetahuan.
3.      Memaparkan beberapa hadits tentang anjuran menuntut ilmu pengetahuan.



DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                           i
Daftar Isi                                                                                                                     ii
BAB I             : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                              1
B.     Rumusan Masalah                                                                         1
C.     Tujuan Penulisan                                                                           1
BAB  II           : ISI
A.    Pembahasan “Anjuran Menuntut Ilmu”                                        2
BAB III          : PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                   7
B.     Saran                                                                                             7
C.     Daftar Pustaka                                                                              8

BAB II  Anjuran Menuntut Ilmu
Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu dan mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.
Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Dan surat tersebut memerintahkan kita agar menerangkan ilmu. Setelah itu kewajiban kita adalah mentransfer ilmu tersebut kepada generasi berikutnya.

افضل الصد قة ان يتعلم المرء المسلم علما, ثم يعلمه اخاه المسلم. (روه ابن ماجه)
Terjemah :

Sedekah yang paling utama ialah seorang muslim belajar suatu ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudara muslim lainnya.

            Dalam hadits diatas disebutkan sedekah yang paling utama menyangkut masalah maknawi yaitu ilmu. Beruntunglah bagi orang yang alim,sekalipun ia tidak memiliki harta untuk disedekahkan, namun ia masih dapat bersedekah dengan ilmunya yang ia ajarkan kepada orang lain. Bahkan sedekahnya itu dikategorikan sebagai sedekah yang paling utama; disamping itu ilmu yang dimilikinya justru semakin bertambah.1

تَعَلَّمُوْامِنَ الْعِلْمِ مَا شِئْتُمْ فَوَ الله لَا تُؤْ جَرُوْنَ بِجَمْعِ الْعِلْمِ حَتَّى تَعْمَلُوْا.(ر و اهابو لحسن بنالا خز م عن أنس)
Terjemah :
Pelajarilah ilmu yang kalian kehendaki, demi Allah. Kalian tidak akan mendapat pahala karena berhasil mengumpulkan ilmu sebelum kalian mengamalkannya. (HR.Abul Hasan ibnul Akhzam melalui Anas r.a)2
Dikatakan demikian oleh hadis ini karena ilmu tanpa pengamalan sama dengan pohon yang tak berbuah (Taqlid Buta).
اطلبواالعلم ولو بالصين , فان طلب العلم فريضة على كل مسلم, ان الملا ءكة تضع اجنحتها لطا لب العلم رضاء بما يطلب. (رواه ابن عبد البر)
Terjemah :

 ka/FEW3, CXZ          rena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim. Sesungguhnya para Malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu karena rida terhadap amal perbuatannya itu. (HR. Ibnu Abdul Barr)

            Maksud hadits di atas pengertian negeri Cina dalam hadits ini menunjukkan bahwa mencari ilmu hingga ke negeri yang terjauh dan carilah ilmu apa pun yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dan terutama untuk diri sendiri. Bahkan orang yang sedang menuntut ilmu ataupun mencari ilmu akan didoakan oleh semua Malaikat karena mereka rida terhadap perbuatan yang sedang mereka lakukan (mencari ilmu.)3

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَة َرَضِيَ الله عَنْه ُاَنَّ رَ سُوْ لُ الله صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَّلم قَالَ : . . . وَ مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إلَلى الْجَنَّةِ. (رواه مسلم )
Terjemah :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda: “. . . dan barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim )
Dalam Hadits diatas dapat dijelaskan bahwa menempuh jalan bisa diartikan dengan dua makna :
2.      Bermakna jalan dalam arti abstrak yaitu mencari ilmu lewat ceramah yang disampaikan para ulama atau lewat buku-buku seseorang yang sedang membaca sebuah buku untuk mengetahui hukum tentang sesuatu. Maka hukumnya seperti seseorang yang sedang menempuh jalan mencari ilmu sekalipun ia hanya duduk di atas kursinya. Begitu juga dengan seorang yang sedang duduk belajar dengan seorang guru (Ustadz, Kyai Ulama dan Syaikh). Maka hukumnya seperti seseorang yang sedang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu walaupun sambil duduk. Maka makna dari menempuh jalan seperti yang telah kita bahas terbagi menjadi dua :
1.      Jalan yang biasa diinjak oleh kaki.
2.      Cara mendapatkannya (ilmu) walaupun sambil duduk.4
Siapa saja yang menempuh jalan ini maka Allah ta’ala akan memudahkan baginya jalan menuju surga dan setiap kali semangatmu untuk menempuh cara-cara agar mendapatkan ilmu bertambah, maka akan semakin banyak pula jalan-jalan yang akan menyampaikanmu ke surga.5
Dalam Al-Qur’an juga sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya.Bahkan sifat Allah Swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Serta orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah mereka yang berilmu dan apabila kita mempunyai ilmu maka Allah Swt. akan mengangkat beberapa derajat kita. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al-Mujadilah : 11
يَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Dan ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain.

طلب العلم افضل عند الله من الصلاة. والصيام والحج والجهاد في سبيل الله عز وجل. (رواه الد يلمي)
Terjemah :
Menuntut ilmu lebih utama di sisi Allah daripada salat, puasa, haji, dan berjihad dijalan Allah Swt. (HR. Ad-Dailami)
            Dalam hadits tersebut dikatakan demikian karena ilmu merupakan kunci dari segala sesuatu. Barang siapa yang menghendaki pahala akhirat maka ia harus berilmu, begitu pula dengan yang lainnya. Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya ditolak dan tidak diterima karena syarat utama bagi diterimanya suatu amal ialah ilmu. Oleh karena itu, dikatakan bahwa tidurnya orang yang ‘alim lebih baik daripada ibadahnya orang yang bodoh (tidak ‘alim).6
Hadits tersebut juga berkaitan dengan QS, At-Taubah : 122 , yang berbunyi

وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢
Terjemah :
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan (kabilah) di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
            Hal yang dimaksud setiap kabilah mengirimkan sejumlah orang untuk berjihad sedangkan yang lainnya ditugaskan untuk memperdalam pengetahuan agama islam untuk menjadi seseorang yang memberikan peringatan (seperti kyai, ustadz, dll) kepada kaumnya jikalau mereka telah selesai berperang agar selalu bertaqwa kepada Allah ta’ala. Allah ta’ala telah mensejajarkan menuntut ilmu agama islam dengan jihad di jalan-Nya dan bahkan lebih utama daripada berjihad, karena tidak mungkin seorang muslim akan berjihad, melaksanakan shalat, berzakat, berpuasa, menunaikan ibadah haji dan umrah, makan sepiring makanan dan minum segelas minuman, tidur dan bangunnya melainkan semuanya harus dilakukan berdasarkan ilmu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan pondasi atas segala sesuatu.
وعن عبد الله بن عمروبن العا ص رضي الله عنهما قال : سمعت رسو ل الله صلى الله عليه و سلم يقول : ان الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتز عه من العباد، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، حتى إذا لم يبق عا لما اتخذ الناس رءوسا جها لا, فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا. (متفق عليه)

Terjemah :
Dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu Anhuma ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari manusia begitu saja, akan tetapi mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga jika tidak ada lagi seorang ulama yang tersisa, maka orang-orang akan memilih orang-orang bodoh menjadi pemimpin. Ketika mereka ditanya mereka menjawabnya tanpa ilmu. Jadilah mereka pemimpin yang sesat dan menyesatkan. (Muttafaq Alaih)
Dalam hadits di atas mengandung perintah untuk mencari ilmu. Oleh karena itu, Rasulullah saw. telah menyampaikan kepada kita petaka akhir zaman ini agar kita mengetahuinya. Hal ini tidak berarti bahwa beliau tidak menyuruh kita menyerah begitu saja yang dimaksud Rasulullah saw. adalah agar kita bersemangat mencari ilmu sehingga kita tidak mengalami sebuah zaman yang telah digambarkan Rasulullah saw.
Nabi saw. telah menerangkan bahwa umat islam akan mengikuti tradisi orang-orang yahudi dan nasrani. Hadits ini hanya memberitahukan agar kaum muslimin berhati-hati dan bukan memberitahukan pemberitahuan yang kepastian terjadinya. Kita harus dapat membedakan antara keterangan yang berisi ketetapan dan keterangan yang berisi ancaman atau peringatan. Rasulullah saw. telah bersabda bahwa para ulama pasti wafat maksudnya agar kita berhati-hati jangan mengalami zaman seperti ini. Pada saat ini ulama telah banyak yang wafat dan sisanya adalah orang-orang yang bodoh yang memberikan fatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan orang lain.7
سارعوا في طلب العلم، فالحديث من صادق خير من الدنيا وما عليها من ذهب و فضة. (رواه الر افعى)
Terjemah :
Bersegeralah kalian untuk mencari ilmu (agama) karena satu hadis yang dikemukakan oleh orang yang jujur merupakan hal yang lebih baik daripada dunia dan emas serta perak yang ada di dalamnya.
            Hadits di atas mempunyai penjelasan yaitu para mencari ilmu amat besar sehingga suatu hadits yang didapat dari orang yang dipercaya mengatakan bahwa pahalanya jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya.8
قال النبي صلى الله عليه وسلم كن عا لما اومتعلما اومستمعا او محبا ولا تكن خا مسا فتهلك. (رواه بيهقي)
Terjemah :
Telah bersabda Rasulullah saw : “jadilah engkau orang yang berilmu (pandai), atau orang yang belajar, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (HR. Baihaqi)  
            Hadits tersebut mempunyai penjelasan yaitu Rasulullah menganjurkan agar umat Islam (kaum muslimin) mau menjadi orang yang :
1.      Berilmu (pandai), sehingga dengan ilmu yang dimiliki seorang muslim bisa mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang yang ada disekitarnya.
2.      Jika tidak bisa menjadi orang pandai yang mengajarkan ilmunya kepada umat manusia, jadilah sebagai orang yang mau belajar dari lingkungan sekitar dan dari orang orang pandai.
3.      Jika tidak bisa menjadi orang yang belajar, jadilah sebagai orang yang mau mendengarkan ilmu pengetahuan. Setidaknya jika kita mau mendengarkan ilmu pengetahuan kita bisa  mengambil hikmah dari apa yang kita dengar.
4.      Jika menjadi pendengar juga masih tidak bisa, maka jadilah sebagai orang yang menyukai ilmu pengetahuan, diantaranya dengan cara membantu dan memuliakan orang-orang yang berilmu, memfasilitasi aktivitas keilmuan seperti menyediakan tempat untuk pelaksanaan pengajian dan lain-lain.
5.      Janganlah menjadi orang yang kelima, yaitu yang tidak berilmu, tidak belajar, tidak mau mendengar, dan tidak menyukai ilmu. Jika diantara kita memilih yang kelima ini akan menjadi orang yang celaka.
Menuntut ilmu untuk setiap muslim hukumnya wajib :

طلب العلم فريضة على كل مسلم، وان طالب العلم يستغفر له كل شيء حتى الحيتا ن فى البحر. (رواه ا بن عبد البر عن ا نس)

Terjemah :

Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim; sesungguhnya orang yang menuntut ilmu itu dimintakan ampunan baginya oleh semua makhluk hingga ikan-ikan yang ada di laut. (HR.Abdul Barr)9

Hadits di atas memiliki penjelasan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Tanpa mengenal gander baik laki-laki ataupun perempuan, juga tidak mengenal jabatan, umur dan kekayaan. Dan setiap muslim wajib menuntut ilmu sampai ruh itu lepas dari raganya. Karena dengan menuntut ilmu seorang dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Ilmu juga merupakan suatu alat untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Menuntut ilmu agama hukumnya fardhu ‘ain; sedangkan menuntut ilmu yang menyangkut kemaslahatan
umum, hukumnya fardhu kifayah. Dan orang yang menuntut ilmu akan didoakan oleh semua makhluk hidup sehingga ikan-ikan yang ada di laut pun ikut mendoakannya.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah swt.
Ilmu adalah sesuatu yang paling bermanfaat dari harta kekayaan dan lebih bermanfaat dari amal sholih seseorang, karena jika ia meninggal dunia dan orang lain memanfaatkan ilmu yang telah diajarkannya maka pahala nya akan terus mengalir kepadanya sampai hari kiamat kelak, siapa pun yang memanfaatkan ilmu maka ia akan mendafatkan tambahan pahala. Dan menuntut ilmu agama hukumnya fardhu ‘ain; sedangkan menuntut ilmu yang menyangkut kemaslahatan umum, hukumnya fardhu kifayah.
Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan, setelah dipelajari, ia harus diajarkan kepada orang lain. Rasulullah saw. mengkhawatirkan bila beliau telah wafat dan orang-orang tidak peduli dengan ilmu pengetahuan, tidak ada lagi orang yang mengerti dengan agama sehingga orang akan kebingungan.
B.     SARAN
Janganlah berputus asa untuk menuntut ilmu pengetahuan, sesungguhnya ilmu pengetahuan itu adalah bekal untuk kita dunia atupun di akhirat.

DAFTAR PUSTAKA
Syaikh  muhammad  bin shalih al-utsaimin, syarah riyadhus shalihin bab ilmu sampai bab istighfar , darus sunnah press , jatinegara – jakarta timur
Hadis –hadis pilihan : berikut penjelasannya (syaid ahmad al-hasyimi diterjemahkan dan di syarah oleh K.H moch . anwar abu bakar , li sufyana m.bahri, cet 1  bandung sinar baru 1993 .


[1] Sayyid Ahmad Al-hasyimi , Syarah Mukhtarul Ahaadiits , cet 1 , Bandung : Sinar Baru Algensindo 1993 hal 162  no 207 
ibid hal 374 no 469
ibid hal 143 no 182
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-utsaimin , Syarah Riyadhus shalihin cet 2 , Jakarta : Darus sunnah 2010 hal 53-54 no 1389
 op.cit hal 53-54
6Sayyid Ahmad Al-hasyimi , Syarah Mukhtarul Ahaadiits , cet 1 , Bandung : Sinar Baru Algensindo , 1993 hal 565 no 735

7Syaikh Muhammad bin Shalih Al-utsaimin , Syarah Riyadhus shalihin cet 2 , Jakarta : Darus sunnah 2010 hal 72-75 no 1400
8Sayyid Ahmad Al-hasyimi , Syarah Mukhtarul Ahaadiits , cet 1 , Bandung : Sinar Baru Algensindo , 1993 hal 512 no 661
9 ibid hal 565 no 734

No comments:

Post a Comment

Comments System

Disqus Shortname