BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Salah satu penyebab rendahnya moral/ahlak generasi saat ini adalah rendahnya moral para guru dan orang tua. Kecenderungan tugas guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan tanpa memperhatikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam ilmu pengetahuan tersebut, apalagi kondisi pembelajaran saat ini sangat berorientasi pada perolehan angka-angka sebagai standarisasi kualitas pendidikan.
Setiap orang yang pernah sekolah, pastilah berhubungan dengan guru dan mempunyai gambaran tentang kepribadian guru. Walaupun gambaran tentang guru tidak lengkap dan mungkin tidak benar seluruhnya, namun orang akan berinteraksi dengan guru.
Guru adalah pribadi yang menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa dan peradaban manusia. Ditangannya, seorang anak yang awalnya tidak tahu apa-apa menjadi pribadi jenius. Melalui sepuhannyalah, lahir generasi-generasi unggul. Maka dari itu, didalam makalah ini akan dibahas tentang kepribadian guru.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Bagaimana Pendidik Bersikap Adil ?
b) Bagaimana Pendidik Menyampaikan Ilmu ?
c) Bagaimana Pendidik Bersikap Toleran Dan Bijaksana ?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas makalah ini bertujuan :
a) Untuk Mengetahui Pendidk Bersikap Adil.
b) Untuk Mengetahui Pendidik Menyampaikan Ilmu.
c) Untuk Mengetahui Pendidik Bersikap Toleran Dan Bijaksana.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidik Bersikap Adil
- Hadist Pendidik Bersikap Adil
رَسُولِ إِلَى بِهِ أتَى أَبَاهُ أَنَّ بَشِيرٍ بْنِ النُّعْمَانِ عنْ حَدَّثَاهُ أَنَّهُمَا بَشِيرٍ بْنِ النُّعْمَانِ بْنِ عنْ
نَحَلْتُ ابْنِيْ هَذَا غُلَامًا فَقَالَ أَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَ مِثْلَهُ قَالَ لَا قَالَ فَارْجِعْهُ. إِنِّي فَقَالَ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ اللَّهُصَلَّى اللَّهِ
- Kosa Kata
a. أن : Bahwasanya
b. أَبَاهُ : Ayahnya
c. أَتَى بِهِ : Membawanya
d. نَحَلْتُ : Aku telah memberikan
e. غُلَامًا : Seorang anak laki-laki (budak)
f. كُلَّ وَلَدِكَ: Setiap anak-anakmu
g. فَارْجِعْهُ : Maka ambillah kembali pemberianmu
- Terjemahan
Dari Nu’man bin Basyir, dia berkata, “Ayahku pernah menyedekahkan sebagian hartanya kepadaku. Lalu ibuku, ‘Amrah binti Rawahah berkata, ‘Aku tidak rela sehingga engkau meminta disaksikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Maka ayahku pun berangkat menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjadi saksi baginya atas sedekah yang diberikan kepadaku. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, ‘Apakah engkau melakukan hal ini kepada anakmu semua?’ Dia menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bersabda:"Bertakwalah kepada Allah dan berbuatlah adil di antara anak-anakmu.’ Kemudian ayahku kembali lagi dan mengambil sedekah tersebut” [Al-Bukhari dan Muslim]
- Penjelasan
“Di dalam hadits ini terkandung pengertian keharusan untuk menyamaratakan anak-anak dalam hal pemberian. Di mana masing-masing diberi sama, tidak boleh membedakan satu dengan yang lainnya, serta menyamakan antara anak laki-laki dan perempuan”
- Hikmah
Adapun Hikmah orang berlaku adil adalah:
1. Orang yang adil akan mendapatkan keamanan di dunia dan akhirat.
2. Apabila orang yang adil berkuasa, maka keadilannya akan memelihara kekuasaannya.
3. Keridhaan dari Allah Ta’ala terhadap orang yang adil.
4. Orang yang adil tidak akan mengganggu dan menyakiti orang lain ataupun makhluk lainnya.
5. Pemilik sifat adil berhak untuk mendapatkan kekuasaan, kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.
6. Keadilan akan membawa pemiliknya untuk berpegang teguh dengan kebenaran dan meninggalkan kebatilan tanpa ada basa-basi.
7. Keadilan dalam Islam mencakup segala sisi kehidupan.
8. Keadilan merupakan jalan menuju surga.
B. Pendidik Menyampaikan Ilmu
- Hadist Pendidik Menyampaikan Ilmu
Ilmu yang dimiliki ulama adalah amanat yang harus disampaikan
عن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَّ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ أَبُو (أبو داود)
- Kosa Kata
a. مَنْ : barang siapa
b. سُئِلَ : ditanya
c. عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ : tentang suatu ilmu
d. ثُمَّ كَتَمَهُ : kemudian merahasiakannya
e. أُلْجِمَ : maka sempal ( mulutnya)
f. بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ : dari api neraka
- Terjemahan
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu kemudian dirahasiakannya, maka dia akan sempal (mulutnya) dari api neraka”. ( H.R Abu Dawud dan Tirmidzi )
- Penjelasan
Pengetahuan memang berkembag pesat, apalagi jika dikaitkan dengan pengetahuan
manusia tentang sains. Namun kita juga menyadari bahwa ilmu tidak akan pernah berkembang jika tidak ada pengetahuan yang datang sebelumnya. Oleh karena itu jika menyinggung peranan ulama dalam pendidikan, terutama pendidikan islam, peranannya sangatlah besar. Ada tiga alasan yang mendasari hal ini, yaitu:
- Pertama, ulama adalah pewaris para nabi. Syari’at islam (tauhid) dari Nabi saw dan nabi lainnya, tidak mungkin pernah sampai jika tidak ada ulama yang mempelajarinya kemudian menyampaikannya kepada umat (sesuai hadis pertama)
- Kedua, dalam hadis selanjutnya di atas, bahwa wafatnya ulama akan mengurangi ilmu yang ada di dunia ini. Dengan wafatnya seorang ulama, artinya akan hilang satu figur yang mampu memberikan penjelasan disaat umat membutuhkannya, bahkan lebih menghawatirkan akan menimbulkan banyak bid’ah ataupun kesesatan. Namun hal ini bisa cegah, asalkan kita sebagai generasi islam memiliki keinginan yang kuat untuk belajar (terutama belajar agama).
- Ketiga, Rasul mengingatkan bahwa ilmu yang ada pada ulama adalah amanat yang harus disampaikan kepada umat. sehingga dalam hadis ketiga ulama yang menyembunyikan ilmu dari yang membutuhkan konsekuensinya sangat berat.
- Hikmah
Setiap ilmu yang diberikan pahala yang besar bagi seorang ulama, pahala akan berlipat apabila ilmu itu diamalkan dan akan berlipat pula pahala seorang ulama apabila muridnya menyampaikan ilmu tersebut kepada orang lain. Dan setiap orang lain tersebut menyampaikan ilmunya kepada orang lain lagi berlipat terus pahala tak terbatas bagi seorang ulama. Bahkan setelah meninggal dan berlalu ratusan tahun apabila ilmu tersebut terus disampaikan kepada orang lain pahala besar terus mengalir padanya.
Konteks ilmu tentu tidak terbatas pada ilmu agama. Namun ilmu pengetahuan secara umum yang dapat memberikan kemaslahatan di dunia ini terlebih guna kemaslahatan kehidupan di akhirat kelak.
C. Pendidik Bersikap Toleran Dan Bijaksana
- Hadist
وسلَّم عليه اللَّهُ صلَّى اللَّهِ رسول مع أُصلِّي أنا بينا : قال السُّلمي، الحكم بن معاوية عن
ما أُمِّياه واثُكل فقلت بأبصارهم القومُ فرماني اللَّهُ يرحمك فقلتُ القوم من رجلٌ عَطَس إذ
صمِّتونني، رأيتهم فلمَّا أفخاذهم على بأيديهم يضربون فجعلوا إليَّ؟ تنظرون شأنكم
ول قبلَه معلِّمًا رأيتُ ما وأمي هو فبأبي وسلَّم عليه اللَّهُ صلَّى اللَّهِ رسول صلَّى فلمَّا سكت لكنِّي
يصلح لا الصَّلاةَ هذه إنَّ ل قا شتمني ولا ضَرَبني ولا كَهَرني ما فوالله منه تعليمًا أحسنَ بعدَه
اللَّهِ رسول قال كما أو القرآن وقراءة والتكبير التسبيحُ هو إنَّما الناس كلام من شيءٌ فيها
وإنَّ بالإسلام اللَّهُ جاء وقد بجاهلية عهد حديثُ إنِّي اللَّهِ رسول يا قلت وسلَّم عليه اللَّهُ صلَّى
في يجدونه شيءٌ ذاك قال يتطيَّرون؟ رجال ومنَّا قال تأْتِهم فلا قال الكُهَّان؟ يأتون رجالاً منَّا
( مسلم ه ا و ر ) يَصدنَّكم فلا صدورهم
- Kosa Kata
a. وسلَّم عليه اللَّهُ صلَّى اللَّهِ رسول مع أُصلِّي أنا بينا - ketika saya bersama rasulullah saw.
b. القوم من رجلٌ عَطَس إذ – seorang dari jama’ah bersin
c. اللَّهُ يرحمك فقلتُ – maka saya mengatakan semoga allah merahmatimu
d. بأبصارهم القومُ فرماني – orang mencela saya dengan pandangan mereka
e. إليَّ؟ تنظرون شأنكم ما أُمِّياه واثُكل فقلت – saya berkata celaka, mengapa kalian memandangiku
f. بأيديهم يضربون فجعلوا – mereka memukul paha dengan tangan mereka
g. رأيتهم فلمَّا أفخاذهم على – ketika saya memandang mereka
h. صمِّتونني، - mereka menyuru saya diam
i. فبأبي وسلَّم عليه اللَّهُ صلَّى اللَّهِ رسول صلَّى فلمَّا سكت لكنِّي – setelah rasulullah saw. Saya bersumpah
j. قبلَه معلِّمًا رأيتُ ما وأمي هو – demi ayah dan ibuku sebagai tebusanya
k. تعليمًا أحسنَ بعدَه ول – bahwa tiada guru yang bagus pengajaranya
l. ضَرَبني ولا كَهَرني ما فوالله – demi Allah, beliau tidak membentak
- Terjemahan
Dari Mu’awiyah ibn Hakam as-Silmiy, Katanya: Ketika saya salat bersama Rasulullah saw., seorang dari jama’ah bersin maka aku katakan yarhamukallâh. Orang-orang mencela saya dengan pandangan mereka, saya berkata: Celaka, kenapa kalian memandangiku? Mereka memukul paha dengan tangan mereka, ketika saya memandang mereka, mereka menyuruh saya diam dan saya diam. Setelah Rasul saw. selesai salat (aku bersumpah) demi Ayah dan Ibuku (sebagai tebusannya), saya tidak pernah melihat guru sebelumnya dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah beliau tidak membentak, tidak memukul dan tidak mencela saya. Rasulullah saw. (hanya) bersabda: Sesungguhnya salat ini tidak boleh di dalamnya sesuatu dari pembicaraan manusia. Ia hanya tasbîh, takbîr dan membaca Alquran. ( HR. Muslim)
- Penjelasan
An-Nawâwi dalam syarahnya mengatakan hadis ini menunjukkan keagungan perangai Rasulullah saw., dengan memiliki sikap lemah lembut dan mengasihi orang bodoh (yang belum mengetahui tata cara salat). Ini juga perintah agar pendidik berperilaku sebagaimana Rasulullah saw. dalam mendidik.
Inilah pentingnya metode lemah lembut dalam pendidikan, karena materi pelajaran yang disampaikan pendidik dapat membentuk kepribadian peserta didik. Dengan sikap lemah lembut yang ditampilkan pendidik, peserta didik akan terdorong untuk akrab dengan pendidik dalam upaya pembentukan kepribadian.
- Hikmah
Rasulullah shalaallahu ‘alaihi wasalam tidak memerintahkan sahabat tersebut untuk mengulang sholatnya padahal dia melakukan perkara yang dilarang yaitu berbicara ketika sholat. Yang demikian itu dikarenakan dia melakukannya dalam keadaan tidak tahu terhadap hukum tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan, hal ini berarti pendidik dapat diartikan sebagai orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan. Pendidik tidak hanya terpaku pada guru yang kita kenal selama ini, namun orang tua juga dikatakan sebagai pendidik yang bertanggung jawab dalam mendidik serta membimbing anaknya agar bisa menjadi manusia yang berguna bagi orang yang ada disekitarnya.
Tanggung jawab seorang pendidik yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didiknya baik potensi psikomotor, kognitif maupun afektif. kedua orang tua menjadi Penanggung jawab utama pendidikan anak ketika dia di luar pendidikan formal/sekolah, maka guru atau pendidik merupakan penaggung jawab utama pendidikan anak melalui proses pendidikan formal anak yang berlangsung di sekolah, karena tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari sebuah amanat yang dipikulkan di atas pundak para guru dan pendidikan di lingkungan sekolahnya.
B. Saran
Demikian makalah ini saya buat, semoga apa bisa bermanfaat bagi diri saya sendiri dan pembacanya. Mengetahui bahwa apa yang ada dalam makalah ini hanyalah sebagian kecil dari Ilmu pengetahuan yang ada, maka kritik dan saran dari para pembaca yang budiman sangatlah saya harapkan.
No comments:
Post a Comment