Wednesday, October 25, 2017

MAKALAH RUANG LINGKUP AGAMA ISLAM

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGAMA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang paling mulia dan sempurna dihadapan Allah SWT. Proses perkembangan, pertumbuhan, serta penyebaran agama Islam di seluruh penjuru dunia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua itu tidak terlepas dari perjuangan Nabi Muhammad SAW. Sehingga, perkembangan agama Islam masih ada sampai sekarang dan berkembang pesat. Namun, perkembangan itujuga masih banyak yang kurang mendalami mengenai agama Islam.
Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia mengenai semua aspek hidup dan kehidupanya, dapat diibaratkan seperti jalan raya yang lurus dan mendaki, memberi peluang kepada manusia yang melaluinya sampai ke tempat yang dituju, tempat tertinggi dan mulia. Jalan raya itu lebar, kiri kananya berpagar Al-Qur’an dan Al-Hadits. Pada jalan itu juga terdapat rambu-rambu, tanda-tanda (marka) serta jalur-jalur sebanyak aspek kehidupan manusia. Siapa saja yang memasuki gerbang jalan raya itu baik karena keturunan maupun karena mengucapkan dua kalimat syahadat, wajib memperhatikan rambu-rambu, tanda-tanda, dan berjalan melalui jalur-jalur yang telah ada.
Adanya degradasi akhlaq disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang mendalam tentang Islam. Kebanyakan orang Islam sekarang mengaku Islam tetapi tidak disertai dengan pengamalannya. Dengan kata lain, umat Islam tidak secara kaffah memeluk Islam, tetapi hanya setengah. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang Agama Islam benar-benar diperlukan sehingga kita bisa lebih mudah untuk memahami Islam lebih jauh.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas dan menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa pengertian dan ruang lingkup agama Islam?
2.      Bagaimana klasifikasi agama dan agama Islam?
3.      Bagaimana kerangka dasar agama Islam?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian dan ruang lingkup agama Islam
2.      Mengetahui klasifikasi agama dan agama Islam
3.      Mengetahui kerangka dasar agama Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Arti dan Ruang Lingkup Agama Islam
1. Pengertian Agama Islam
a. Secara Etimologi
Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT.
b. Secara Terminologi
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap , menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya :
”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub, Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah, 2:132)
Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang berbunyi sebagai berikut :
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ     
 قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
Artinya :
”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia : Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah (Islam)? Para Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim” (QS. Ali Imran, 3:52).

Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan berkembang. Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan Mohammedan untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang Barat, terutama oleh para orientalis adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain, misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang diajarkan oleh Budha Gautama dan lain-lain.
Di dalam bahasa islam tidak ada kata yang semakna dengan kata sekuler. Sekulerisme adalah paham yang percaya Tuhan tetapi hokum-hukum Tuhan dan syariat agama tidak boleh dipergunakan untuk mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam masyarakat. Hal itu sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam yang mengajarkan suatu jalan hidup yang menyeluruh tidak mengecualikan apapun juga (SH. Nasr 1981 : 14).
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat Islam terhadap Islam. Komitmen tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr(103) yang berbunyi :
وَٱلۡعَصۡرِ (١
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ (٢
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ  بِٱلصَّبۡرِ (٣
Artinya :
1.      Demi masa.
2.      Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3.      Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan seorang muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :
a.       Meyakini, mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.
b.      Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
c.       Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
d.      Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang meyakinkan dengan bahasa yang baik dan,
e.       Sabar dalam berIslam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan agama Islam.

Berhubungan dengan sekulerisme, dalam segala bentuknya tersebut di atas perlu ditegaskan bahwa Negara Republik Indonesia bukanlah negara sekuler dan bukan pula negara agama yaitu negara yang didasarkan agama tertentu. Negara Republik Indonesia menurut Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila pertama dan terutama Pancasila.
2. Ruang Lingkup Agama Islam
a.       Din berarti “agama” Al-Fath : 28
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ‌ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدً۬ا
Artinya :
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
b.      Din berarti “ibadah” surat Al-Mukminun : 14
ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَ‌ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ
Artinya :
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
c.       Din berarti “kekuatan” surat Luqman 32
وَإِذَا غَشِيَہُم مَّوۡجٌ۬ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّٮٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٌ۬‌ۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ۬ كَفُورٍ۬
Artinya :
Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus [2]. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
d.      Din berarti “pembalasan hari kiamat” surat as-syuara
AL-IMRAN 85
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
Artinya :
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu] daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
AL-MAIDAH 3
حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَـٰمِ‌ۚ ذَٲلِكُمۡ فِسۡقٌ‌ۗ ٱلۡيَوۡمَ يَٮِٕسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِ‌ۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬ا‌ۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِى مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٍ۬ لِّإِثۡمٍ۬‌ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Artinya :
Diharamkan bagimu [memakan] bangkai, darah[1], daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[2], dan [diharamkan bagimu] yang disembelih untuk berhala. Dan [diharamkan juga] mengundi nasib dengan anak panah[3], [mengundi nasib dengan anak panah itu] adalah kefasikan. Pada hari ini [4] orang-orang kafir telah putus asa untuk [mengalahkan] agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa[5] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
AL-BAQARAH 102
وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٌ۬ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬‌ۖ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, [niscaya mereka akan mendapat pahala], dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
AL-HAJJ 78
وَجَـٰهِدُواْ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ‌ۚ هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬‌ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَ‌ۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ‌ۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡ‌ۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ
Artinya :
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Ikutilah] agama orang tuamu Ibrahim. Dia [Allah] telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu [1] dan [begitu pula] dalam [Al Qur’an] ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
AL-BAQARAH 132
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya :
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. [Ibrahim berkata]: "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"
YUSUF 101
رَبِّ قَدۡ ءَاتَيۡتَنِى مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِى مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِ‌ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ‌ۖ تَوَفَّنِى مُسۡلِمً۬ا وَأَلۡحِقۡنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ
Artinya :
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. [Ya Tuhan]. Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.
AN-NAML 29 – 31
قَالَتۡ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّىٓ أُلۡقِىَ إِلَىَّ كِتَـٰبٌ۬ كَرِيمٌ (٢٩
إِنَّهُ ۥ مِن سُلَيۡمَـٰنَ وَإِنَّهُ ۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣٠
أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ (٣١)
Artinya :
Berkata ia [Balqis]: "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. (29) Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya [isi] nya: ’Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (30) Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri’". (31)
AL-IMRAN 52
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
Artinya :
Maka tatkala ’Isa mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk [menegakkan agama] Allah?" Para hawariyyin [sahabat-sahabat setia] menjawab: "Kamilah penolong-penolong [agama] Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu untuk memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini penjelasannya :
1.      Islam Sebagai Agama Allah. Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam predikatnya yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran agama Islam nyata sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang berarti kesucian dan kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.
2.      Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan diajarkan kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia hanya mengajak manusia kepada Islam.
3.      Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah. Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah” yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup sebagai keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang mempersatukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
4.      Islam Sebagai Jalan yang Lurus. Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi panggilan Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena mereka tahu dan mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan pada jalan Allah yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
5.      Islam Sebagai Tali Allah. Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa- tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah.

B.     Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1) Agama wahyu (revealed religion) atau agama langit dan (2) Agama budaya (cultural religion /natural religion) yang disebut juga agama bumi atau agama alam.
Agama wahyu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan malaikat (Jibril) kepada manusia pilihan yang disebut utusan atau Rasul-Nya, pada waktu itulah agama wahyu lahir.
2.      Agama tersebut disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasul Allah.
3.      Memiliki kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan oleh Allah.
4.      Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar, Maha Mengetahui segala-galanya.
5.      Sistem hubungan manusia dengan Allah dalam Agama wahyu, ditentu kan sendiri oleh Allah dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya.
6.      Konsep ketuhanan agama wahyu adalah monoteisme murni sebagai- mana yang disebutkan dalam ajaran agama langit itu.
7.      Dasar-dasar agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia.
8.      Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaras- kan dengan ukuran dan hakikat kemanusiaan.
9.      Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan(sains) modern.
10.  Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil, yakni manusia yang sempurna, manusia baik yang bersih dari noda dan dosa.
Agama budaya memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1.      Tidak dapat dipastikan kelahiranya karena mengalami proses pertumbuhan sesuai dengan proses pertumbuhan kebudayaan masyarakat
2.      Tidak mengenal Utusan atau Rasul Allah
3.      Tidak memiliki kitab suci
4.      Ajaran agama budaya kebenaranya relative, terikat pada ruang dan waktu tertentu
5.      Agama budaya berasal dari pengetahuan serta pengalaman manusia
6.      Konsep ketuhanan agama budaya mulai dari dinamisme sampai kepada monoteisme tidak murni atau monoteisme terbatas.
7.      Dasar-dasar agama budaya bersifat relative
8.      Nilai-nilai agama budaya ditentukan oleh manusia
9.      Hal-hal yang disebut agama budaya tentang alam sering dibuktikan kekeliruanya oleh sains
10.  Pembentukan manusia disandarkan pada pengalaman dan penghayatan manusia
Sebagai contoh agama yang masuk ke dalam kelompok agama wahyu adalah : Islam, Yahudi dan Nasrani. Sedangkan kelompok agama budaya contohnya adalah Kong Hu Cu, Budha dan Hindhu. Islam sebagai agama wahyu, tentunya jika kesepuluh tolok ukur di atas diterapkan kepada agama Islam, hasilnya adalah sebagai berikut :
1.      Agama Islam dilahirkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M.
2.      Disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
3.      Meimiliki kitab suci Alquran yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-Nyaselama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah dan kemudian di Madinah.
4.      Ajaran Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui segala sesuatu.
5.      Sistem hubungan manusia dengan Allah disebutkan dalam Alquran, dijelaskan dan dicontohkan pelaksanaannya oleh Rasul-Nya.
6.      Konsep Ketuhanan Islam adalah tauhid, monoteisme murni, ke Esaan Allah, esa dalam Zat, esa dalam sifat , esa dalam perbutan dan seterusnya.
7.      Dasar-dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat manusia di manpun dia berada.
8.      Nilai-nilai terutama nilai-nilai etika (akhlak) dan estetika (keindahan) yang ditentukan oleh Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanu siaan.
9.      Soal-soal alam (semesta) yang disebutkan dalam Agama Islam yang dahulu diterima dengan keyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.
10.  Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan baik dan benar akan terbentuk insan kamil, manusia sempurna.

Islam (Arab: al-islām,: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Agama ini termasuk agama Samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan didapat dari tata bahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme.
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" — yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW, Penutup segala Nabi Allah (khataman-nabiyyin), dan menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (kata dan amalan Nabi Muhammad SAW) sebagai sumber fundamental Islam. Umat Islam juga meyakini Al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (QS al-Baqarah:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan Al-Qur'an hingga akhir zaman.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf atau lembaran Ibrahim) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (Asy-Syuraa QS. 42 : 11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (asma'ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad SAW, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 Masehi. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.
Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi. Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571-632 masehi). Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya.
Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.

C.    Kerangka Dasar Agama Islam
1.   Aqidah
Aqidah ( bahasa Arab:  الْعَقِيْدَةُ ) dalam istilah Islam yang berarti Iman.Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu aqidah.
Menurut etimologinya, aqidah dalam bahasa Arab berasal dari kata al-‘aqdu الْعَقْدُ ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu التَّوْثِيْقُ ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu الاحْكَامُ ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah ( الرَّبْطُ بِقُوَّةِ  ) yang berarti mengikat dengan kuat.
Secara terminologi, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti.Aqidah juga dapat diartikan sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah (Al-Maidah 5:15).
قَدْجَاءَكُمْ مِّنَ اللهِ نُوْرٌ وَّكِتبٌ مُّبِيْنٌ
Artinya :   
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah SWT dan kitab yang menerangkannya.

Ilmu aqidah terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
a.  Ilmu tauhid, yaitu ilmu yang menerangkan tentang sifat Allah SWT yang wajib dipercayai. Ilmu tauhid ada 3 macam, yaitu tauhid Al-Uluhiyyah, tauhid Ar-Rububiyyah, dan tauhid Al-Asma’ was-sifat.
b.  Ilmu Usuluddin, yaitu kepercayaan dalam agama Islam, kepercayaan kepada Allah SWT dan pesuruhNya.
c.  Ilmu Makrifat, yakni perkara-perkara yang berhubungan dengan cara-cara mengenal Allah SWT.
d.  Ilmu kalam, yaitu aqidah dengan dalil-dalil aqliyah (ilmiah) sebagai perisai terhadap tantangan dari pihak lawan.

2.   Syari’ah
Syari’ah secara etimologi berasal dari kata syar’u. Yang memiliki arti membuat jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan.
Adapun secara terminologi, syari’at memiliki makna umum dan khusus. Makna syari’at secara umum adalah agama yang telah dibuat oleh Allah, mencakup aqidah ( keyakinan ) dan hukum-hukumnya. Sebagaimana tersebut dalam firman Allah Ta’ala dalam Q.S. Asy-Syuraa 42:13.
شَرْعِ لَكُمْ مِّنْ الدِّيْنِ مَاوَصَى بِه نُوْحًاوَّالَّذِيْ اَوْحَيْنَا اِلَيْكَ وَمَا وَ صَّيْنَابِه اِبْرهِيْمَ وَ مُوْسى وَعِيْسى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلا تَتَفَرَّقُوْافِيْهِ. كَبُرَ عَلى الْمُشْرِكِيْنَ مَاتَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِ. اَلله يَجْتَبِيْ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاءُ وَيَهْدِيْ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُ.
Artinya :   
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang apa yang telah diwasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang yang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

Adapun makna khusus dari syari’at yaitu peraturan yang dibuat oleh Allah yang berupa hukum-hukum dan larangan-larangan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maidah 5:48.
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا
Artinya :   
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Terkait dengan susunan tertib syari’at, Al-Qur’an surah Al-Ahzab 33:36 mengajarkan bahwa Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak memperkenalkan mengambil ketentuan lain. Dan jika terdapat suatu perkara yang Allah SWT dan Rasul-Nya belum menetapkan ketentuanyamaka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu.
Perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah dibedakan dalam 2 kategori, yaitu:
a.  Asas Syaraa’, yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
b.  Furu’ Syaraa’, yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

3.   Akhlaq
Pengertian akhlaq secara etimologi, berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta, membuat, atau menjadikan. Akhlaq adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalaqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Ar-Rahman : 1-4.
لرَّحْمنُ۝عَلَّمَالْقُرْانَ۝خَلَقَالانْسَانَ۝عَلَّمَهُ الْبَيَانَ۝
Artinya :   
(Tuhan) yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.

Secara terminologi, akhlaq berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Akhlaq Islam itu sudah ada formatnya dan juga mapan, berlainan dengan akhlaq, moral, etika dalam sistem budaya buatan manusia di luar Islam yang tidak pernah memiliki standar baku dan senantiasa berubah bergantung pada main stream budaya yang ada pada waktu itu.

Saat ini, sering kita saksikan bahwa wanita tidak lagi memiliki sifat seperti seharusnya wanita. Di televisi maupun media-media cetak, wanita dipampang dengan menampakkan auratnya seolah mereka adalah pelaris barang dagangan. Wanita sudah seperti komoditi yang diperdagangkan. Wanita yang mengumbar aurat dimana-mana, sudah merupakan hal yang biasa. Padahal dalam Al-Qur’an surah An-Nur 24:31 telah diperintahkan oleh Allah untuk menutup aurat.

 وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِ هِنَّ عَلى جُيُوْبِهِنَّ وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ
Artinya :    dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.

Ukuran kebaikan dan kesopanan begitu relatif dan variatif, bergantung kepada tempat dan waktu. Oleh karena itu, kita harus membiasakan dan menshibghoh (mencelup) diri dengan akhlaq Islam, sehingga mentradisi dalam jiwa dan kehidupan kita, dimanapun serta kapanpun dengan spontan terlihat bahwa akhlaq yang Islami merupakan akhlaq kita.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Arti yang terkandung dalam perkataan Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan, dan kepatuhan dengan sepenuh hati kepada kehendak Illahi. Kehendak Illahi yang wajib ditaati dengan sepenuh hati oleh manusia itu, manfaatnya bukanlah untuk Allah sendiri tetapi untuk kemaslahatan atau kebaikan manusia dan lingkungan hidupnya.
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1) Agama wahyu (revealed religion) atau agama langit dan (2) Agama budaya (cultural religion /natural religion) yang disebut juga agama bumi atau agama alam.
Kerangka dasar agama Islam meliputi :
1.      Aqidah, yakni iman atau keyakinan
2.      Syari’ah, yakni jalan yang harus ditempuh oleh setiap umat Islam
3.      Akhlaq, yakni sikap yang menimbulkan kelakuan baik atau buruk
Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan suatu sitem akidah dan syari’ah serta akhlaq yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan

B.     Saran
Sebagai umat Islam, sudah menjadi kewajiban kita untuk bertaqwa kepada Allah SWT. dan mengikuti tuntunan dari Nabi Muhammad SAW. Segala macam peraturan ataupun kaidah yang ada di kehidupan telah diatur oleh Allah sang pencipta, kita dapat mempelajari itu semua melalui kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits agar dalam menjalani kehidupan ini kita senantiasa berada dalam jalan Allah SWT. yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriarahmana. 2011. Pengertian Agama Islam dan Ruang Lingkup Ajaranya. Diunduh dari http://fitriarahmana.blogspot.com/2011/03/pengertian-agama-islam-dan-ruang.html  pada tanggal 24 Oktober 2012
Noname. 2012. Aqidah Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Syari’at_Islamdengan perubahan pada tanggal 24 Oktober 2012
Noname. 2012. Syariat Islam. Diunduh darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Syari’at_Islam dengan perubahan pada tanggal 24 Oktober 2012
TimPenyusun. 2005. Pendidikan Agama Islam. Kebumen : Universitas Sebelas Maret
TimPenyusun. 2004. Islam Mulai Akar ke Daunnya. Bogor : BKIM IPB Press.

No comments:

Post a Comment

Comments System

Disqus Shortname